Selasa, 20 Juli 2010

Harapan dalam Doa


Melihat senyum di wajar anak2 yang adalah sahabat bagiku, membuat semakin merindukan untuk dapat hadir menjadi bagian dari mereka bukan hanya sekedar menjadi pendukung yang pasif.
Bantaran Rel Kereta Api ini seakan menegur ku dan mendorongku untuk tidak hanya tinggal diam. Ada banyak mimpi dan cita anak-anak yang bermain di sekitar rel ini. Ada banyak Hak mereka yang belum terpenuhi padahal seharusnya itu mereka miliki/dapatkan. Keberadaan sekarang ini tak memungkinkan untuk selalu hadir mendampingi mereka, memotivasi mereka unutk meraih cita dan mimpi mereka, untuk menolong mereka untuk mendapatkan apa yang menjadi hak mereka. Ada komitmen yang aku harus teguhkan karena ini tak main-main.

Di tengah ketidakpastian tempat kerja menetap ini, inilah yang menjadi doaku :
"Taruhlah kasih yang terus menyala di dalam hati ku untuk terus mengasihi adik2 yang Tuhan pertemukan ini dengan ku. Jikalau Tuhan berkehendak, anugerahkan kesempatan untuk dapat hadir menjadi pendamping bagi mereka tak hanya pasif. Teruslah juga bekerja di dalam hati adik2 agar mereka terus mempunyai mimpi dan semangat untuk mengejar mimpi mereka. Bekerjalah juga dengan terus-menerus di hati setiap kakak yang saat ini telah berkomitmen mngerjakan pelayanan bagi adik-adik kami ini. Karena Jikalau bukan Tuhan yang berkehendak dan menolong kami mengerjakan, sia-sialah segala daya kami. Bagi-Mulah segala pujian! Amin"

Engkau yang memandang kami BERHARGA, Engkau juga yang memandang adik-adik kami BERHARGA, lalu dengan alasan apa kami untuk tidak memandang mereka BERHARGA juga?
---Roma 11: 36---